Autokorelasi Spasial Sektor Pariwisata pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara
Main Article Content
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sektor pariwisata kabupaten/kota di Sumatera Utara berkorelasi secara spasial. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara. Motode analisis didasarkan pada Indeks Moran, dan data sekunder berasal dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2019. Berdasarkan hasil analisis, setiap lapangan usaha dalam industri pariwisata memiliki nilai Indeks Moran sebesar 0,2448 untuk perdagangan, 0,4996 untuk transportasi dan pergudangan, 0,482 untuk akomodasi dan makan minum, dan 0,108 untuk jasa lainnya. Nilai Indeks Moran menunjukkan pola spasial yang mengelompokkan untuk lapangan usaha perdagangan, transportasi, dan pergudangan lapangan usaha penyedia akomodasi dan makan minum, serta lapangan usaha jasa lainnya. Hasil uji Z menunjukkan adanya autokorelasi spasial yang signifikan pada setiap lapangan usaha.
Downloads
Download data is not yet available.
Article Details
How to Cite
Pangesti, Y. E. ., Suparta, I. W. ., Ciptawaty, U. ., & Ratih, A. . (2024). Autokorelasi Spasial Sektor Pariwisata pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara. Economics and Digital Business Review, 5(2), 491–503. https://doi.org/10.37531/ecotal.v5i2.1207
References
Aini, N., Kusumastanto, T., Adrianto, L., & Sadelie, A. (2018). Identifikasi Aktifivitas Ekonomi Dan Nilai Ekonomi Spasial Das Ciliwung. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 8(2), 223–234. https://doi.org/10.29244/jpsl.8.2.223-234
Anselin, L. (1995). Local Indicators of Spatial Association—LISA. Geographical Analysis, 27(2), 93–115. https://doi.org/10.1111/j.1538-4632.1995.tb00338.x
Ciptawaty, U. (2021). Analisis Spasial pada Model Perekonomian Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 10(2), 113–122. https://doi.org/10.23960/jep.v10i2.297
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2021). Alasan Menparekraf Fokus Kembangkan 5 Destinasi Super Prioritas.
LeSage, J. P. (1999). The Theory and Practice of Econometrics. Economica, 48(192), 429. https://doi.org/10.2307/2553707
Regga, K., Igarta, R., Statistik, P., Barito, K., Kuala, B., Pusat, B., Provinsi, S., & Selatan, K. (2020). ANALISIS SPASIAL SEKTOR PARIWISATA DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. 16(1), 81–100.
Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya di Provinsi Sumatera Utara 2021.
Badan Pusat Statistik. (2023). Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2023.
Wuryandari, T., Hoyyi, A., Kusumawardani, D. S., & Rahmawati, D. (2014). Identifikasi Autokorelasi Spasial Pada Jumlahpengangguran Di Jawa Tengah Menggunakan Indeks Moran. Media Statistika, 7(1), 1–10. https://doi.org/10.14710/medstat.7.1.1-10
Yakup, A. P., & Haryanto, T. (2021). Pengaruh Pariwisata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Bina Ekonomi, 23(2), 39–47. https://doi.org/10.26593/be.v23i2.3266.39-47
Main Article Content
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sektor pariwisata kabupaten/kota di Sumatera Utara berkorelasi secara spasial. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara. Motode analisis didasarkan pada Indeks Moran, dan data sekunder berasal dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2019. Berdasarkan hasil analisis, setiap lapangan usaha dalam industri pariwisata memiliki nilai Indeks Moran sebesar 0,2448 untuk perdagangan, 0,4996 untuk transportasi dan pergudangan, 0,482 untuk akomodasi dan makan minum, dan 0,108 untuk jasa lainnya. Nilai Indeks Moran menunjukkan pola spasial yang mengelompokkan untuk lapangan usaha perdagangan, transportasi, dan pergudangan lapangan usaha penyedia akomodasi dan makan minum, serta lapangan usaha jasa lainnya. Hasil uji Z menunjukkan adanya autokorelasi spasial yang signifikan pada setiap lapangan usaha.
Downloads
Article Details
References
Aini, N., Kusumastanto, T., Adrianto, L., & Sadelie, A. (2018). Identifikasi Aktifivitas Ekonomi Dan Nilai Ekonomi Spasial Das Ciliwung. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 8(2), 223–234. https://doi.org/10.29244/jpsl.8.2.223-234
Anselin, L. (1995). Local Indicators of Spatial Association—LISA. Geographical Analysis, 27(2), 93–115. https://doi.org/10.1111/j.1538-4632.1995.tb00338.x
Ciptawaty, U. (2021). Analisis Spasial pada Model Perekonomian Sumatera Bagian Selatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 10(2), 113–122. https://doi.org/10.23960/jep.v10i2.297
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2021). Alasan Menparekraf Fokus Kembangkan 5 Destinasi Super Prioritas.
LeSage, J. P. (1999). The Theory and Practice of Econometrics. Economica, 48(192), 429. https://doi.org/10.2307/2553707
Regga, K., Igarta, R., Statistik, P., Barito, K., Kuala, B., Pusat, B., Provinsi, S., & Selatan, K. (2020). ANALISIS SPASIAL SEKTOR PARIWISATA DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN. 16(1), 81–100.
Badan Pusat Statistik. (2021). Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya di Provinsi Sumatera Utara 2021.
Badan Pusat Statistik. (2023). Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2023.
Wuryandari, T., Hoyyi, A., Kusumawardani, D. S., & Rahmawati, D. (2014). Identifikasi Autokorelasi Spasial Pada Jumlahpengangguran Di Jawa Tengah Menggunakan Indeks Moran. Media Statistika, 7(1), 1–10. https://doi.org/10.14710/medstat.7.1.1-10
Yakup, A. P., & Haryanto, T. (2021). Pengaruh Pariwisata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Bina Ekonomi, 23(2), 39–47. https://doi.org/10.26593/be.v23i2.3266.39-47